Pembangunan Lahan Depo LRT Jabodebek Bebas Semester I

Belum selesainya proses pembebasan tanah membuat operasionalisasi Light Rail Transit ( LRT) Jabodebek yang dikerjakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk diyakinkan mundur jadi 2021.

Mengenai bagian tanah yang belum bebas yakni untuk pembangunan depo di daerah Bekasi Timur. Luas tempat itu 10 hektar atau 7 bagian tanah yang dikerjakan oleh 235 Kepala Keluarga.

Direktur Jenderal Penyediaan Tanah Kementerian ATR/BPN Arie Yuriwin menjelaskan, ada tujuh bagian tanah yang belum dibebaskan untuk pembangunan depo.

Tetapi sebetulnya, tanah itu ialah punya perseroan pelat merah tersebut. MRT Jakarta Belum Punya Sertifkat Tanah "Saya harapnya tiga bulanan jika dapat dituntaskan. Intinya saya harap di semester satu dapat usai," kata Arie di Jakarta, Rabu (6/2/2019).


Artikel Terkait : bangunan gedung


Sekarang ini, status tanah itu tengah dikerjakan oleh 235 kepala keluarga. Tetapi, mereka malas keluar jika tidak ada ubah rugi sesuai dengan harga tanah. Masalah ubah rugi, Arie menjelaskan, telah ada ongkos yang dijamin sesaat oleh Instansi Manajemen Asset Negara (LMAN).

Dia juga pastikan akan lakukan usaha persuasif dengan berkomunikasi pada warga. Jika mereka malas pergi, karena itu jalan pengadilan yang akan ditempuh. Awalnya, Direktur Penting PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto mengaku perkembangan pembangunan project LRT sampai sekarang ini sudah sampai 60 %.

Jabodebek Tembus 60 % Mengenai budget yang sudah diserap untuk project ini seputar Rp 12 triliun, dari budget yang didistribusikan keseluruhannya kurang lebih Rp 20 triliun. "Untuk LRT saat ini telah 60 %. Dana yang telah dikocorkan kurang lebih Rp 12 triliun, semua seputar Rp 20 triliun," tutur Budi.

Pembangunan LRT itu adalah project infrastruktur sebagai konsentrasi Adhi Karya untuk tahun 2019. 

0コメント

  • 1000 / 1000